KONGHUCU
1. Tempat Ibadah
1.1 Klenteng
Gambar 1.1 Klenteng Liong Hok Bio, Magelang
2. Alat Doa
2.1 Hio/Dupa
Dupa atau hio atau kemenyan adalah sebuah material yang mengeluarkan bau.
Dupa mengeluarkan asap ketika dibakar. Banyak upacara keagamaan
menggunakan dupa. Dupa juga digunakan untuk pengobatan. Dupa ada dalam
berbagai bentuk dan proses, namun, dupa dapat terbagi menjadi
"pembakaran langsung" dan "pembakaran tidak langsung" tergantung
bagaimana dupa digunakan. Suatu bentuk tergantung dari budaya, tradisi
dan rasa seseorang.
Gambar 2.1 Hio
2.2 Patung menggambarkan dewa yang disembah
Gambar 2.2 Patung
2.4 Kertas serupa dewa/roh alam
3. BUDAYA
3.1 Tarian
Tarian Tradisional China adalah kumpulan tarian dari negeri China yang awalnya adalah ritual pemujaan dan penghormatan terhadap Dewa Mitologi China, seperti tercatat pada Sejarah Musim Semi dan Gugur oleh Lu Buwei (235 SM, dinasti Qin).
3.1.1. Tari Kipas (Chinese Fan Dance)
Chinese Fan Dance sering ditampilkan pada setiap ajang perayaan dari kebudayaan China. Tarian ini menyorotkan banyak keindahan, kelembutan, kegembiraan yang ditarikan dengan penuh penghayatan. Tarian Fan Dance menyesuaikan setiap pergerakannya dengan ritme lagu iringannya. Fan Dance atau Tari Kipas ini sudah berakar sejak zaman Dinasti Han (206 SM). Tarian ini membangkitkan semangat rakyat Tionghoa
Tarian Fan Dance ditarikan berdasarkan cerita-cerita China kuno, namun penyampaian ceritanya hanya dengan tarian tapi dikomunikasikan dengan penuh perasaan dan emosi. Teknik menyampaikan cerita-cerita tersebut sangat penting agar penonton dapat mengerti apa ceritanya tersebut karena tarian sudah ada lebih dulu sebelum tulisan. Tarian kipas meliputi simbolisme, semantik, kata-kata dan struktur yang spesifik untuk menunjukan intensi dari penari untuk berkomunikasi. Koreografi dari tarian Fan Dance tidak hanya ditunjukkan dengan kelembutan dan kecantikan, tetapi juga ditunjukkan dalam latihan seperti martial arts. Untuk tarian yang menunjukkan kelembutan dan kecantikan (biasanya ditarikan oleh wanita)
Gambar 3.1 Tari Kipas
3.2.2. Tari Seribu Tangan Budha, merupakan tarian yang digunakan untuk menghibur para kaisar
Gambar 3.2 Tari Seribu Tangan
3.2 Makanan
3.2.1. Choi Pan, merupakan salah satu kuliner atau masakan khas Chienese. Cara pembuatannya secara umum dilakukan dengan tumis dan kukus.
Gambar 3.3 Choi Pan
3.2.2. Bakmi / Kwetiau B2
Bakmi adalah salah satu jenis mie yang dibawa oleh pedagang-pedagang cina ke Indonesia. Bakmi juga sering disebut yamien atau yahun.
Bakmi juga merupakan makanan yang terkenal terutama di daerah-daerah
"pecinan" di Indonesia. Biasanya bakmi telah diadaptasi dengan
menggunakan bumbu-bumbu Indonesia. Tebalnya bakmi adalah antara Mian
cina dan Udon Jepang, selain itu ada berbagai variasi bakmi di Indonesia.
Gambar 3.4 Bakmie
3.2.3. Bubur Pedas Singkawang
Gambar 3.5 Bubur Pedas Singkawang
3.2.4. Dodol Durian Kalimantan
Gambar 3.6 Dodol Durian
3.3 Tradisi
3.3.1 Imlek
3.3.1.1. Barongsai
Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke 3 SM. Kesenian ini diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan
Gambar 3.7 Barongsai
3.3.1.2. Lampion
Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin
di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu
dibalut dengan kertas tebal atau sutera bewarna (biasanya merah).
Lampion biasanya tidak dapat bertahan lama, dan mudah rusak.
Gambar 3.8 Lampion
3.3.1.3. Kue Keranjang
Kue keranjang (ada yang menyebutnya kue ranjang) yang disebut juga Nian Gao (年糕) atau dalam dialek Hokkian Ti Kwe (甜棵), yang mendapat nama dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang, adalah kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaan tahun baru Imlek, walaupun tidak di Beijing pada suatu saat.
Kue ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara
sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek (廿四送尫 Ji Si
Sang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai
sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15
setelah tahun baru Imlek).
Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk
menyenangkan dewa Tungku (竈君公 Cau Kun Kong) agar membawa laporan yang
menyenangkan kepada raja Surga (玉皇上帝 Giok Hong Siang Te). Selain itu,
bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek
tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi
tahun yang akan datang.
Kue keranjang diproduksi di banyak kota, termasuk Tangerang, Sukabumi, Bogor dan Yogyakarta
Gambar 3.9 Kue Keranjang
3.3.2 Cap Go Mehadalah San Yuan yang artinya hari lahir Shang Yuan Thian Kuan atau dewa langit yang memberikan karunia pada manusia pada hari ke 15 Imlek (titik puncak). melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari ke-15 dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari.
Tatung adalah suatu kegiatan menangkal gangguan atau kesialan di masa mendatang. Dipenuhi dengan aksi mistik dan menegangkan. Di Cina, tradisi tatung sudah punah, sementara daerah-daerah di Indonesia yang masih memiliki tradisi ini adalah Kalimantan Barat dan Bangka Belitung.
Gambar 3.10 Tatung
Lontong cap go meh adalah masakan adaptasi Peranakan Tionghoa Indonesia terhadap masakan Indonesia, tepatnya masakan Jawa. Hidangan ini terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk. Biasanya disantap keluarga Tionghoa Indonesia pada saat perayaan Cap go meh, yaitu 14 hari setelah Imlek atau tepatnya hari kelima belas bulan 1 penanggalan imlek. Akan tetapi kini hidangan ini juga kerap disajikan kapan saja, tidak hanya ketika cap go meh.
Gambar 3.11 Lontong cap Gomeh
Sumber:
1. Tempat Ibadah
Gambar 2.2 Diunduh pada 18 Juni 2014 - http://kamanawaeman.blogspot.com/2014/06/vipassana-graha.html
3. Budaya
Gambar 3.3 http://ink361.com/app/users/ig-12165954/jessicavivileneka/photos/ig-903459365322681358_12165954
Gambar 3.6 http://budaya-indonesia.org/LEMPOK-DURIAN/
Gambar 3.9 http://jakarta.goodizz.com/deals/berbagi-kebaikan-sincia-dengan-yang-manis-gong-xi-fa-cai/263
Hai Ataaa, informasi dalam post mu mengenai etnis Tionghoa menurut ku kurang lengkap soalnya cuma ngebahas hanya tentang agamanya, mungkin lebih baik jika dilengkapi dengan kebudayaan, makanan khas, atau lain-lain. Untuk sementara nilai kamu 70 ya Taa
BalasHapusiya makasihh vinaa... Maaf yah emang beluman kelar nihh... kesalahan teknis terus ga bisa dimasukin gambarnya makanya ga aku lanjutin. aku bikin ulang lagi.
BalasHapusHai aghata, km sudah melengkapai semuanya ya? Sudah bagus dan dan sistematik. Aku kasih kam 80 ya:))
BalasHapusiya sudah kok ca. makasih acha atas nilainyaa:)
BalasHapusHai aghata.Informasinya menurut aku sudah cukup lengkap,hanya di bagian sumbernya yang seharusnya ditulis dibagian akhir posting agar memudahkan membacanya.Saya kasih nilai 75.
BalasHapusHolla Jovan, Sudah aku perbaiki yah sumbernya sudah dibawah semuanya hehe. makasih atas penilaiannya:)
Hapus