Kamis, 21 Mei 2015

Globalization, Technology, Mass Media, and Social Change

1. Globalization and Technology


Gambar 1.1 Teknologi

Gambar 1.2 Globalization

1.1 Teori Perubahan Sosial
1.1.1 Teori Evolusi
Memandang masyarakat sebagai bergerak ke arah yang pasti, umumnya maju ke keadaan yang lebih tinggi.
- Comte melihat masyarakat manusia sebagai bergerak maju dalam pemikiran mereka dari mitologi dengan metode ilmiah


Gambar 1.3 August Comte

- Durkheim dipelihara masyarakat berlangsung dari bentuk organisasi sosial yang lebih kompleks sederhana

Gambar 1.4 Emile Durkheim

1.1.2 Teori Fungsionalis
Fokus pada apa yang mempertahankan sistem, bukan apa perubahan itu. Model keseimbangan adalah sebagai perubahan terjadi di salah satu bagian dari masyarakat, harus ada penyesuaian di bagian lain. Menurut Parsons, ada 4 proses perubahan sosial: diferensiasi, adaptive upgrading, Inklusi, nilai generalisasi.

Gambar 1.5 Talcott Parsons

1.1.3 Teori Konflik
Perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan. Marx berpendapat bahwa dengan evolusi sosial, setiap tahapan tidak perbaikan yang tak terelakkan selama sebelumnya.

Gambar 1.6 Karl Marx

1.2 Perubahan Global Sosial
Perubahan sosial tidak selalu mengikuti periode disintegrasi yang internal. Waktu yang dramatis dalam sejarah untuk mempertimbangkan perubahan sosial global. Hallinan mencatat kebutuhan untuk bergerak di luar model membatasi perubahan sosial.

1.3 Ketahanan terhadap Perubahan Sosial
1.3.1 Faktor Ekonomi dan Budaya
Upaya untuk mempromosikan perubahan sosial cenderung untuk bertemu dengan resistensi
- Vested Interests: orang atau kelompok yang akan menderita dalam hal perubahan sosial
- Culture Lag: periode ketidakmampuan ketika budaya nonmaterial masih berjuang untuk beradaptasi dengan kondisi materi baru

1.3.2 Resistensi terhadap Teknologi
Luddites: Menanggapi Revolusi Industri, beberapa kelompok menggerebek pabrik dan mesin hancur
Sama seperti Luddites menolak Revolusi Industri, beberapa orang menolak ekspansi pasca industrialisasi

1.4 Teknologi dan Masa Depan

Gambar 1.7 Chip Masa Depan

1.4.1 Teknologi
Informasi tentang bagaimana menggunakan sumber daya material dari lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

1.4.2 Teknologi Komputer
Dekade terakhir menyaksikan ledakan teknologi komputer di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Perkiraan mengatakan yang menggunakan internet mencapai 1,1 miliar orang. Tidak semua orang bisa mendapatkan ke jalan raya informasi, terutama tidak kurang makmur.

1.4.3 Privasi dan Sensor dalam Global Village
Masalah yang kompleks privasi dan sensor dapat dianggap contoh culture lag. Fungsionalis umumnya positif ke Internet. Teori konflik menekankan bahwa sebagian besar kelompok yang kuat akan menggunakan teknologi untuk melanggar privasi kurang kuat

1.4.4 Bioteknologi
Memegang sendiri keluar sebagai yang bermanfaat bagi manusia, tetapi membutuhkan pemantauan konstan. Contohnya pilihan janin dan kloning domba dan sapi
Rekayasa Genetika
- Rekayasa genetika dapat memungkinkan untuk mengubah hewan dan perilaku manusia
- Perdebatan tentang rekayasa genetika meningkat ketika para ilmuwan di Skotlandia kloning domba
- Kontroversi tumbuh lebih rekayasa genetika (GM) makanan

1.5 Kebijakan Sosial dan Perubahan Sosial
Transnasional
1.5.1 Isu
Rendah-upah pekerjaan di AS mewakili $300.000 atau setara dengan insentif ekonomi untuk imigran dari negara-negara berkembang. Bahkan buruh migran yang sangat terampil menikmati hak jauh lebih sedikit daripada pekerja asli

1.5.2 Pengaturan
Pasar tenaga kerja yang semakin global
- Globalisasi telah bersatu pasar tenaga kerja nasional diskrit
Transnasional: imigran yang mempertahankan beberapa hubungan sosial yang menghubungkan masyarakat asal mereka dengan masyarakat pemukiman

1.5.3 Wawasan Sosiologis
Teknologi baru mempercepat gerakan transnasional pekerja
Fungsionalis melihat aliran bebas imigran sebagai cara bagi ekonomi untuk memaksimalkan penggunaan tenaga kerja manusia
Teori konflik mengklaim globalisasi meningkatkan jurang ekonomi antara negara maju dan berkembang
Interaksi tertarik dalam hubungan sehari-hari antara transnasional dan orang-orang di sekitar mereka

1.5.4 Inisiatif Kebijakan
Organisasi Buruh Internasional mengeluh bahwa globalisasi mengungkap sistem kesejahteraan sosial di banyak negara. Voting kelayakan tergantung pada negara. Sikap umum terhadap imigran ilegal tetap bermusuhan, terutama di AS

Gambar 1.8 Labor Migration

2. Mass Media

Gambar 2.1 Mass Media

2.1 Perspektif Sosiologis dari Media
2.1.1 Pandangan Fungsionalis
2.1.1.1 Media:
- Sosialisasi kami
- Menegakkan norma-norma sosial
- Status Berunding
- Mempromosikan konsumsi
- Jauhkan kami informasi tentang lingkungan kita
- Mungkin bertindak sebagai narkotika

2.1.1.2 Agen Sosialisasi
Media meningkatkan kohesi sosial dengan menghadirkan pandangan umum dari budaya
- Memberikan pengalaman kolektif bagi anggota masyarakat
- Efek Sosialisasi dapat mempromosikan pertukaran agama serta patriotik, menyatukan orang-orang percaya di seluruh dunia
- Efek Sosialisasi media berarti pemrograman dapat dengan mudah menjadi kontroversial

2.1.1.3 Enforcer Norma Sosial
Media menegaskan kembali perilaku yang tepat dengan menunjukkan apa yang terjadi pada orang-orang yang melanggar harapan masyarakat

2.1.1.4 Conferral dari Status
Seseorang keluar salah satu dari ribuan masalah yang sama ditempatkan atau orang lain untuk menjadi signifikan

2.1.1.5 Promosi Konsumsi
Media iklan:
- Mendukung ekonomi
- Memberikan informasi
- Polis biaya media

Gambar 2.2 Number of Hours per Week Spent with Media, 1997—2008 (projected)

2.1.1.6 Pengawasan Lingkungan Sosial
Surveillance Fungsi: pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian di lingkungan sosial

2.1.1.7 Disfungsi: The narcotizing effect
Narcotizing Disfungsi: fenomena di mana media memberikan sejumlah besar seperti informasi audiens yang menjadi mati rasa dan gagal untuk bertindak atas informasi

2.1.2 Teori Konflik
2.1.2.1 Teori Konflik menekankan bahwa media mencerminkan dan bahkan memperburuk banyak divisi masyarakat kita dan dunia, termasuk: Gender, ras, etnis, Kelas Sosial

2.1.2.2 Gatekeeping: bagaimana materi harus melakukan perjalanan melalui serangkaian pemeriksaan sebelum mencapai publik

2.1.2.3 Ideologi dominan: Membangun Realitas
- Ideologi Dominan: mengatur keyakinan dan praktik budaya yang membantu untuk mempertahankan kepentingan sosial, ekonomi, dan politik yang kuat
- Media massa berfungsi untuk menjaga hak-hak kelompok tertentu
- Stereotip: generalisasi tidak dapat diandalkan tentang semua anggota kelompok yang tidak mengakui perbedaan individu dalam kelompok

2.1.2.4 dominan Ideologi: Apa itu kebudayaan?
Globalisasi memproyeksikan mendominasi jangkauan media AS ke seluruh dunia
Ekspor budaya media merusak tradisi khas dan bentuk seni masyarakat lain dan mendorong ketergantungan budaya dan ekonomi mereka pada AS

2.1.3 Pandangan Feminis
Feminis berbagi pandangan konflik teori bahwa stereotip media massa dan menggambarkan realitas sosial
- Wanita kurang terwakili
- Mengabadikan pemandangan stereotip gender
- Tekankan peran seks tradisional dan menormalkan kekerasan terhadap perempuan

2.1.4 Pandangan Interaksionis
Interaksionis terutama tertarik pada pemahaman bersama dari perilaku sehari-hari. Periksa media pada tingkat mikro untuk melihat bagaimana mereka membentuk sehari-hari perilaku sosial. Para sarjana semakin menunjukkan media massa sebagai sumber aktivitas harian utama

Gambar 2.3 The Internet Explosion

Gambar 2.4 Sociological Perspective on the Mass Media

2.2 The Audience
2.2.1 Who Is In the Audience?
Media massa dibedakan dari lembaga-lembaga sosial lainnya dengan kehadiran diperlukan penonton. Diidentifikasi, kelompok terbatas atau jauh lebih besar, kelompok terdefinisi.

2.2.2 The Segmented Audience
Media semakin memasarkan diri ke khalayak tertentu. Peran penonton sebagai pemimpin opini tertarik peneliti sosial. Opini pemimpin: seseorang yang melalui kontak pribadi dan komunikasi dari hari ke hari untuk mendapatkan pengaruh pendapat dan keputusan orang lain.

2.2.3 Audience Behavior
Respon sering dipengaruhi oleh karakteristik sosial: Pekerjaan, Ras, Pendidikan, Pendapatan

2.3 Industri Media
2.3.1 Media Konsentrasi
Segenggam perusahaan multi-nasional mendominasi industri penerbitan, penyiaran, dan Film

2.3.2 Media Global Jangkauan
Media massa telah mulai membuat desa global dalam hal komunikasi. Kunci Internet untuk menciptakan jaringan benar-benar global.

Gambar 2.5 Media Penetrion in Selected Countries

2.4 Kebijakan Sosial dan Media Massa
Media Kekerasan
2.4.1 Isu
Apa efek tidak film dan TV kekerasan terhadap khalayak? Apakah kekerasan di media memimpin orang, terutama kaum muda, untuk menjadi lebih ganas?

2.4.2 Pengaturan

Kita menghabiskan banyak waktu dengan media
Apakah menonton jam media massa dengan gambar kekerasan menyebabkan seseorang berperilaku berbeda?
- Beberapa penelitian terkait paparan kekerasan media untuk perilaku agresif berikutnya

2.4.3 Wawasan Sosiologis
Jika fungsi media adalah untuk menghibur, bersosialisasi, dan menegakkan norma-norma sosial, bisa kekerasan menjadi bagian dari pesan tersebut?
Bahkan jika pemirsa tidak selalu menjadi lebih keras dari menonton gambar kekerasan, mungkin ada desensitisasi

2.4.4 Wawasan Sosiologis
Konflik dan feminis teori terganggu bahwa korban digambarkan dalam citra kekerasan sering: wanita, anak-anak, orang miskin, ras minoritas, WNA, cacat fisik, interaksionis terutama tertarik untuk mencari tahu jika kekerasan di media yang kemudian dapat menjadi naskah untuk perilaku kehidupan nyata.

Gambar 2.6 Violence on Prime-Time TV, 1998-2002

Sumber:

PPT Binus Maya Pertemuan ke-11

1. Globalisasi dan Teknologi
Gambar 1.1 http://www.beritaaktual.com/1082/perkembangan-teknologi-terbaru-2014
Gambar 1.2 https://basribashl.files.wordpress.com/2013/02/globalisasi.jpg
Gambar 1.7 http://www.tahupedia.com/content/show/73/10-Teknologi-Masa-Depan-yang-Ditunggu-Setiap-Orang
Gambar 1.8 National Geographic 2005:16

2. Mass Media
Gambar 2.1 http://www.artikelsyariah.com/wp-content/uploads/2014/07/media.jpg
Gambar 2.2 Veronis Suhler Stevenson LLC 2003:166-167 for 1997; 2004:184-185 for all other data
Gambar 2.3 National Geographic 2005:21
Gambar 2.5 Bureau of the Census 2004a:870
Gambar 2.6 Parents Television Council 2003

Jumat, 15 Mei 2015

Kerja Sosial pada Keluarga (Seminar GSLC kedua)

Pengantar

1. Pekerja sosial dalam Keluarga
2. Teknik Penilaian Keluarga Ecomap dan Genogram
3. Masalah yang muncul dalan Keluarga
4. Membantu penyelesaian persoalan keluarga dengan terapi keluarga

1. Keragaman Jenis Keluarga

Gambar 1.1 Family

Menurut Coleman dan Cressey, definisi keluarga adalah sekelompok orang yang terhubung dalam pernikahan, keturunan, atau adopsi yang tinggal bersama dalam rumah tangga biasa.

Banyak sekali keragaman jenis keluarga di duna, salah satunya disebabkan karena perbedaaan kebudayaan.
  1. Ada masyarakat yang mengizinkan suami memiliki 2 istri dan juga sebaliknya
  2. Beberapa kebudayaan mengizinkan hubungan seksual sebelum menikah, sementara kebudayaan lain menganggap bahwa hubungan seksual harus dilakukan setelah menikah
  3. Ada kebudayaan yang sudah menjodohkan anak mereka bahkan sebelum lahir
Sosiolog mencatat bahwa sebagian besar sistem keluarga dapat diklasifikasikan mejadi 2:
1. Extended family: terdiri dari sejumlah relasi yang tinggal bersama, seperti orang tua, anak, kakek-nenek buyut tante paman adik ipar dan sepupu. Tipe keluarga ini merupakan pola dominan pada masyarakat agrikultur dimana banyak orang dibutuhkan.

Gambar 1.2 Extended Family

2. Nuclear family: terdiri dari pasangan menikah dan tinggal bersama dengan anak mereka. Tipe keluarga ini lebih sesuai dalam masyarakat perindustrian dan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan kondisi.
 Gambar 1.3 Nuclear Family

Kesalahan serius apabila pekerja sosial menggunakan nuclear family sebagai contoh ideal dimana individu dalam masyarakat harus diarahkan menjadi nuclear familytersebut, terutama untuk keluarga yang “kurang ideal” atau mungkin juga mengalami diskriminasi oleh masyarakat sebagai berikut:
  1. Pasangan menikah dengan masa kecil kurang baik memutuskan tidak memiliki anak
  2. Orang tua tunggal dengan 3 anak kecil
  3. Pasangan gay atau lesbian dengan anak
1.1 Fungsi Sosial dari Keluarga
1. Pergantian Populasi
Setiap masyarakat memiliki sistem untuk menggantikan anggotanya, dengan pertimbangan bahwa keluarga merupakan unit dimana anak dilahirkan. Masyarakat menentukan hak dan kewajiban dari partner reproduksi dalam keluarga untuk menjaga keseimbangan masyarakat tersebut.

2. Merawat yang muda (anak-anak)

Gambar 1.4 Bayi

Keluarga merupakan institusi primer untuk membesarkan anak, karena anak membutuhkan perhatian dan perlindungan sampai masa pubertas. Dalam masyarakat modern, peran ini dibantu oleh pusat day care, program pelatihan orang tua, dan pelayanan medis

3. Sosialisai terhadap anggota baru
Anak diajar untuk bersosialisi dengan kebudayaan masyarakatnya, seperti bahasa, nilai sosial, dan sebagainya melalui sekolah, media komunikasi, polisi, film, dan buku.

4. Peraturan terhadap perilaku sosial
Setiap masyarakat memiliki peraturan mengenai perilaku seksual dalam keluarga, seperti tabu terhadap incest dan melarang huubungan seksual sebelum menikah

5. Sumber kasih sayang
Keluarga merupakan sumber penting untuk memperoleh kasih sayang dn pernghargaan. Tanpa adanya kasih sayang itu maka perkembangan emosional, intelektual dan sosial dalam masyarakat itu akan terhambat.

2. Masalah Keluarga dan Sifat dari Layanan Sosial

Tipe dan bentuk layanan yang disediakan oleh pekerja sosial untuk keluarga yang bermasalah sangat bervariasi jenisnya, dan diibagi menjadi 2:
1. In-home service
  1. Pelayanan ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan
  2. Tidak selalu harus dilakukan didalam rumah, namun spesifik dibentuk untuk membuat keluarga tetap tinggal bersama
  3. Pelayanan yang termasuk di dalamnya: bantuan keuangan, pelayanan perlindungan, pelayanan pemeliharaan keluarga, terapi keluarga, penitipan anak atau orang tua, dan pendidikan hidup berkeluarga.
  4. Meskipun tidak semua pelayanan tersebut dikuasai oleh pekerja sosial, namun mereka harus mengetahui bagaimana cara memperolehnya dan bagaimana membantu keluarga memperoleh pelayanan tersebut apabila keluarga membutuhkan.

2. Out-home service
  1. Pelayanan ini dilakukan setelah keluarga tidak lagi utuh/lengkap dimana perpecahan dari keluarga akan memiliki konsekuensi diluar batas-batas keluarga
  2. Pelayanan yang termasuk didalamnya: pelayanan orang tua asuh, adopsi, pelayanan institusional, bahkan juga sistem pengadilan
  3. Untuk dapat memberikan pelayanan menyeluruh, pekerja sosial harus terlibat dalam berbagai peran, seperti broker, pengajar, mediator, pengacara, psikolog, dll.

3. Teknik Penilaian Keluarga Ecomap dan Genogram

1. Ecomap

Gambar 3.1 Ecomap

Yaitu representasi grafis yang menunjukkan semua sistem yang berperan dalam kehidupan individu. Dikembangkan oleh Hartman pada tahun 1975 sebagai sarana mnggambarkan sistem ekologi yang mencakup keluarga atau individu. Digunakan dalam konseling individu dan keluarga dala pekerjaan sosial dengan profesi keperawatan. Sering menggambarkan sistem teori dengan sederhana sehingga pekerja sosial dan klien dapat melihat dengan baik.

2. Genogram

Gambar 3.2 Genogram

Yaitu gambaran untuk menginvestigasi asal-usul klien atau keluarganya yang bermasalah dengan membuat diagram keluarga setidaknya 3 generasi kebelakang.
Dipopulerkan oleh Bowen
Pola permasalahan biasanya berulang, apa yang terjadi pada generasi saat ini terjadi juga pada generasi sebelumnya

2.1 Fungsi
1. Bagi pekerja sosial: menunjukkan dinamika keluarga antar generasi, sehingga memberikan pemahaman lebih terhadap pola antar-generasi yang memberikan dampak bagi keluarga.
2. Bagi keluarga klien: membantu mengidentifikasi dan menjelaskan pola permasalahan antar generasi


2.2 Cara Membuat
1. Membuat pohon keluarga, setidaknya 3 generasi kebelakang

Gambar 3.3 Family Tree

2. Diberikan informasi mengenai para anggota keluarga seperi nama, umur, jenis kelamin, status pernikahan, posisi saudara kandung, dsb
3. Apabila memungkinkan, dapat disertakan tambahan informasi tentang kesulitan emosional, masalah perilaku, afliasi religius, asal suku, lokasi geografis, pekerjaan, status sosio-ekonomi, dan peristiwa penting dalam hidup.

4. Membantu Penyelesaian Persoalan Keluarga dengan Terapi Keluarga

4.1 Komunikasi

Gambar 4.1 Bentuk Komunikasi

1. Komunikasi Verbal

Gambar 4.2 Komunikasi Verbal

Menurut Satir, komunikasi efektif adalah kemampuan untuk dapat menyatakan permasalahan, mengklarifkasinyam dan meminta serta umpan balik. Menurut Perez terdapat 5 cara komunikasi, yaitu:
1. Consonace (harmonis): mendengar dan mengerti maksud pesan.
2. Condemnation (suka mengutuk): selalu mengkritik, menghakimi, menyalahkan, ngomel secara konsisten.
3. Submission (pasrah): merasa sangat bersalah sehingga suka mengaah, tetapi menyimpan perasaan yang bisa meledak.
4. Intellectualzation (menggunakan logika): menggunakan logika dan rasional, engesampingkan perasaan, terkesan dingin dan tidak penyayang.
5. Indifference (tidak peduli): acuh tak acuh, cuek, tidak perhatian dan merasa asing, komunikasinya kurang.

2. Komunikasi Non Verbal

Gambar 4.3 Bahasa Tubuh

Menurut Satir, komunikasi non verbal temasuk mimik wajah, nada suara dan posisi tubuh yang memberikan informasi tentang pikiran dan perasaan seseorang. Kelemahannya: komunikasi tidak akan efektif apabila isi pesan tidak sejalan dengan bahasa tubuh yang ditampilkan (kontradiktif).

4.2 Norma Kelompok Keluarga
Janzen dan Harris mendefinisikan peraturan sebagai perjanjian hubungan yang berdampak pada perilaku keluarga.. Peraturan yang secara implisit adalah peraturan yang paling kuat, terjadi secara berulang dan dimengerti oleh anggota meskipun tidak pernah di bahas. Setiap keluarga berbeda-beda dalam menentukan patokan untuk mebuat norma keluarga. Peranan pekerja sosial membantu mengidentifikasi norma keluarga yang dibutuhkan, melakukan penilaian dan mengusulkan perubahan jika diperlukan.

4.3 Tujuan Pribadi dan Kelompok
Minuchin menekankan pentingnya assesment sebelum terapi keluarga untuk menyelesaikan masalah. Janzen dan Harris menekankan penting adanya kesepakatan bersama untuk bantu menyelesaikan masalah keluarga. Diperlukan informasi sebanyak mungkin untuk bisa menangani secara tepat. Supaya tujuan tercapai diharapkan masing-masing anggota keluarga terlibat secara aktif (memberi masukan dalam menentukan tujuan keluarga). Jika ada agenda yang tersebunyi akan menghambat proses pencapaian kelompok.

Gambar 4.4 Salvador Minuchin

4.4 Konflik, Masalah, dan Resolusi Keluarga
  1. Kesulitan Pernikahan: membina komunikasi antar pasangan secara efektif.
  2. Kesulitan Hubungan Orang Tua dan Anak: aplikasi teori pembelajaran dan pelatihan orang tua yang efektif.
  3. Masalah pribadi terhadap anggota keluarga individu yang lain: menyadari kesalahan (refleksi pribadi).
  4. Tekanan dari lingkungan luar: penghasilan kurang, pengangguran, kemiskinan, kurangnya pendidikan kurangnya kesehatan, lingkungan yang kurang aman, dll.

4.5 Pendekatan Untuk Terapi Keluarga
1. Pendekatan Pola Komunikasi (Communication Pattern)

Gambar 4.5 Pola Komunikasi

2. Pendekatan Pola Sub-Sistem Keluarga (Family Subsystem)
3. Pendekatan Perilaku Kognitif
  1. Cognitive Restructuring: melakukan strukturisasi kembali terhadap pola pikir yang negatif.
  2. Contingency Contracting: perjanjian dalam hubungan keluarga disertai dengan reward dan konsekuensi.
Family Management Skill: pelatihan standar paket manajemen perilaku yang diberikan kepada orang tua.

Sumber:

PPT Kerja Sosial pada Keluarga oleh Carolus Suharyanto
Hartman, A. (1995). Diagrammatic Assessment of Family Relationship. Families in Society, 76, 111-122

1. Keberagaman Jenis Keluarga

Gambar 1.2 http://curitibainenglish.com.br/wp-content/uploads/2013/01/extended-family.jpg
Gambar 1.3 http://family.lovetoknow.com/image/140660~nuclear-family.jpg
Gambar 1.4 http://www.peterparkerblog.com/3180/mengenal-tahap-perkembangan-bayi/

2. Teknik Penilaian Keluarga Ecomap dan Genogram
Gambar 2.1 http://www.genogramanalytics.com
Gambar 2.2 http://www.aafp.org/fpm/2001/0300/p49.html

3. Masalah yang Muncul pada Keluarga
Gambar 3.1 http://www.genogramanalytics.com
Gambar 3.2 https://itsarbolo.files.wordpress.com/2013/07/genogram.gif
Gambar 3.3 http://www.familyholiday.net/wp-content/uploads/2012/05/Family-Tree-craft-Template-Ideas_15.jpg

4. Membantu Penyelesaian Persoalan Keluarga dengan Terapi Keluarga

Gambar 4.1 http://jaringantransmis.blogspot.com/
Gambar 4.2 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGWtuv4M-uRqZqk_4M2HZmpJ5MRAgBEjoiXXn0D4Cc0XoOkcSKyjQLXcd6yD3Hnd9DZscJntH9UoLbr0uGUKxJVVRDGNrvFhH19q1i13dTqfLYpLcxAulxdXgHdphyphenhyphenapVxv-coU0O6nWF8/s1600/komunikasi+yang+efektif+1.jpg
Gambar 4.3 https://nuhaizzatunnisaa.files.wordpress.com/2014/09/expressions.jpg
Gambar 4.4 http://www.psygarden.com.tw/writer.php?func=author&authorid=1911540-f834a622de-fe695d7ec2b60193eb3f148bf0d1b44
Gambar 4.5 http://blog.uad.ac.id/ratna1300001093/2015/01/09/bimbingan-dan-konseling-keluarga/

Minggu, 10 Mei 2015

Deviance, Crime, Social Control, and Global Inequality

1. Deviance (Penyimpangan)

Gambar 1.1 Penyimpangan

1.1 Pengertian
Penyimpangan: Perilaku yang melanggar standar perilaku atau harapan dari kelompok atau masyarakat. Melibatkan pelanggaran norma kelompok, yang mungkin atau mungkin tidak diformalkan dalam hukum.

1.1.1 Pengertian Menurut Para Ahli
1. Bruce J Cohen

Gambar 1.2 Bruce J Cohen

Setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

2.  Gillin

Gambar 1.3 John Lewis Gillin

Perilaku yang menyimpang dari norma dan nilai sosial keluarga dan masyarakat yang menjadi penyebab memudarnya ikatan atau solidaritas kelompok.

3. Lewis Coser

Gambar 1.4 Lewis Alfred Coser

Merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

4. James Vander Zanden

Gambar 1.5 James Vander Zanden

Perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

5. Paul B. Horton
Setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

6. Robert M.Z. Lawang
Semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.

1.2 Ciri-ciri
Menurut Paul B. Harton, ada 6 ciri-ciri yaitu:
1.  Penyimpangan harus dapat didefinisikan
Perilaku dikatakan menyimpang atau tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.

2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
Perilaku menyimpang tidak selalu negatif, adakalanya penyimpangan bisa diterima masyarakat, misal wanita karier. Pembunuhan dan perampokan merupakan penyimpangan sosial yang ditolak masyarakat.

3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Dikatakan relatif karena perbedaan hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangan. Penyimpangan yang dilakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan orang yang telah melakukan penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya.

4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
Budaya ideal: segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Tapi pada kenyataan, tidak ada seorang pun yang patuh pada peraturan resmi karena antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.

5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan

Norma penghindaran: pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakukan secara terbuka.Jadi norma-norma penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga.

6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
Penyimpangan sosial tidak selamanya menjadi ancaman karena kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemikiran stabilitas sosial.

1.3 Faktor Penyebab
  1. Faktor dari dalam: intelegensi/tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Misal: seseorang yang tidak normal dan pertambahan usia.
  2. Faktor dari luar: kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Misal: seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan teman-temannya, media massa, media cetak, media elektronik.

1.4 Penyebab
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi jadi 2, yaitu:
  1. Faktor subjektif: faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
  2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu:
  1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan.
  2. Proses belajar yang menyimpang.
  3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial.
  4. Ikatan sosial yang berlainan.
  5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang.

1.5 Bentuk
1.5.1 Berdasarkan Sifat
1. Penyimpangan bersifat positif: penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misal emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier. 

2. Penyimpangan bersifat negatif: penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk seperti pencurian, perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan. Bentuknya ada 2 yaitu:
  1. Penyimpangan primer: penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Misal seorang siswa yang terlambat masuk sekolah karena ban sepeda motornya bocor.
  2. Penyimpangan sekunder:  perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misal orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk.
1.5.2 Berdasarkan Pelakunya
1. Penyimpangan Individual: tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misal seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan.
  1. Pembandel: tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
  2. Pembangkang: tidak taat pada peringatan orang-orang.
  3. Pelanggar: melanggar norma-norma umum yang berlaku. Misal orang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya.
  4. Perusuh/penjahat: mengabaikan norma-norma umum sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Misal pencuri, penjambret, penodong.
  5. Munafik: tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela.
2. Penyimpangan Kelompok: tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misal sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.

3. Penyimpangan Campuran (combined deviation), dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu/kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misal remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng).

1.6 Penggolongan
  1. Tindakan non-conform: tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku. Contoh mengenakan sandal jepit ke sekolah, meninggalkan jam-jam pelajaran, merokok di area larangan merokok, membuang sampah bukan pada tempatnya.
  2. Tindakan antisosial: tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Misal menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, keinginan untuk bunuh diri, minum-minumman keras, menggunakan narkotika.
  3. Tindakan kriminal: tindakan yang nyata-nyata telah melanggar hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain. Misalnya: pencurian, perampokan, perkosaan, pembunuhan, korupsi.

1.7 Jenis-Jenis
1. Tawuran atau perkelahian antarpelajar
Ini termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang disebabkan karena masalah sepele.
2. Penyalahgunaan narkotika, obat-obat terlarang dan minuman keras
Penyalahgunaan narkotika: penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin dengan tujuan hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang timbul: pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan.
3. Hubungan seksual
Hubungan seks di luar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan penyimpangan sosial karena menyimpang norma sosial maupun agama.
4. Tindak kriminalitas
tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan melanggar norma hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya: mencuri, menodong, menjambret, membunuh, dan lain-lain. Disebabkan karena masalah kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya karena sulit mencari pekerjaan yang halal.

1.8 Upaya Pencegahan
1. Keluarga
Merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu sebaliknya.
2. Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermainan
Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam melakukan ibadah agama dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik maka keadaan ini akan memengaruhi kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial dan begitu juga sebaliknya.
3. Media massa
Langkah pencegahannya agar tidak terpengaruh adalah apabila ingin menonton acara di televisi dengan memilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik


2. Crime


Gambar 2.1 Kejahatan

2.1 Pengertian
Index kejahatan: pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, serangan, penggarongan, pencurian, pencurian kendaraan bermotor, dan pembakaran.

2.1.1 Pengertian menurut para ahli
1. Kartini Kartono
Tingkah laku yang melanggar hukum dan norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.

2.2 Tipe
  1. Kejahatan tanpa korban (crime without victim): kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh berjudi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika.
  2. Kejahatan terorganisir (organized crime): pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Contoh komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
  3. Kejahatan kerah putih (white collar crime): kejahatan yang mengacu pada kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya korupsi, kolusi.
  4. Kejahatan kerah biru (blue collar crime): kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal di masjid.
  5. Kejahatan korporat (corporate crime): jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Contoh suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai yang mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.

2.3 Statistik Kejahatan
Kejahatan dilaporkan sangat tinggi di AS, sehingga masyarakat berkaitan kejahatan sebagai masalah sosial utama. Korban Survei: Survei dari orang-orang biasa, bukan polisi, untuk menentukan apakah mereka telah menjadi korban kejahatan.

2.3.1 Memahami Statistik Kejahatan
Kejahatan kekerasan jauh lebih umum di AS daripada Eropa Barat di tahun 1980-an dan 1990-an. Eskalasi pesat dalam tingkat pembunuhan di negara-negara berkembang yang menyediakan obat-obatan untuk negara-negara industri.


Gambar 2.2 National Crime Rates and Percentage Change


Gambar 2.3 Victimization Rates, 1973-2009

2.4 Hukuman Mati di AS dan Seluruh Dunia
Eksekusi telah bentuk signifikan dari hukuman atas penyimpangan dari norma-norma sosial dan perilaku kriminal. Di Amerika Utara, hukuman mati diasumsikan moral dan agama yang benar. Akhir 2010, 95 negara lainnya telah meninggalkan hukuman mati. Teori konflik: kesenjangan sosial menempatkan orang miskin mengalami kerugian dalam sistem peradilan.
Banyak orang ragu-ragu untuk mendukung hukuman mati, tetapi ingin hukuman mati akan tersedia untuk beberapa kejahatan. Sekitar 110 hukuman mati selama >17.000 pembunuhan yang dilaporkan setiap tahun. Internasional, perhatian difokuskan pada negara-negara di mana eksekusi relatif umum, seperti China dan Iran.

Gambar 2.4 Executions by State since 1976

3. Social Control

  1. Kontrol Sosial Informal: digunakan untuk menegakkan norma-norma begitu saja.
  2. Kontrol Sosial Formal: dilakukan oleh agen resmi.
Kontrol sosial informal dapat benar-benar merusak kontrol sosial formal.

Sumber:

PPT Binus Maya Pertemuan ke-10

1. Deviance
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
http://softilmu.blogspot.com/2014/07/penyimpangan-sosial-pengertian-ciri.html
https://bkuad2012.wordpress.com/2012/06/11/upaya-pencegahan-penyimpangan-sosial-dalam-keluarga-dan-masyarakat/
Gambar 1.1 https://bkuad2012.files.wordpress.com/2012/06/penyimpangan-sosial.jpg
Gambar 1.2
Gambar 1.3 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX-CWVKfIG26AeJ8TbtugeRCEv728StcmS0HSEs6eS_ROYa4F74VR5v7yPAmE6C6xiYmDOPIHx8PXK3g2_fgMQ9paC7nJPBEwE3P2MSrUAKqyr3-oSXoS9YN__BfmnKWx0nh7sp89mcuoJ/s1600/gillin.jpg
Gambar 1.4 http://fr.wikipedia.org/wiki/Lewis_A._Coser#/media/File:Coser.jpg
Gambar 1.5 http://engineering.oregonstate.edu/james-vanderzanden-2011-academy-distinguished-engineers

2. Crime
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
Gambar 2.1 http://media.morristechnology.com/webmedia/upload/connectstatesboro/article/crimeW________________.jpg
Gambar 2.2 Department of Justice 2009: Tables 1, 1a
Gambar 2.3 Dennison 2002; Truman and Rand 2010

Senin, 04 Mei 2015

Education, Health, and Environment

1. Education

Gambar 1.1 Education

1.1 Sociological Perspective on Education

1.1.1 Functionalist View

1.1.1.1 Fungsi Manifest (termasuk transmisi pengetahuan dan penganugrahan status)
1.1.1.2 Fungsi Laten
  1. Transmisi budaya: memberitahukan kepada orang muda untuk kepercayaan, norma, dan nilai budaya yang ada pada masyarakatnya
  2. Mempromosikan sosial dan integrasi politik: identitas umum dan integrasi sosial dipupuk oleh pendidikan berkontribusi pada stabilitas sosial dan konsensus
  3. Mempertahankan kontrol sosial: sekolah mengajarkan siswa dalam ketepatan waktu, disiplin, penjadwalan, kebiasaan kerja yang tanggung jawab, dan bagaimana untuk bernegosiasi melalui organisasi birokrasi
  4. Melayani sebagai agen perubahan: sekolah berfungsi sebagai tempat pertemuan dimana orang dapat berbagi keyakinan khas dan tradisi

1.1.2 Conflict View
  1. The Hidden Curriculum, standar perilaku yang dianggap tepat oleh masyarakat diajarkan halus di sekolah
  2. Credentialism, Peningkatan tingkat terendah pendidikan yang dibutuhkan untuk memasuki bidang
Sekolah cenderung melestarikan kesenjangan kelas sosial di setiap generasi baru. Correspondence Prinsip: sekolah mempromosikan nilai-nilai yang diharapkan dari individu di setiap kelas sosial dan mengabadikan pembagian kelas sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pada abad ke-20, seksisme dalam pendidikan meliputi:
  1. Stereotip dalam buku teks
  2. Tekanan pada wanita untuk belajar mata pelajaran tradisional perempuan 
  3. Dana yang tidak sama untuk laki-laki dan program atletik perempuan 
  4. Bias kerja untuk administrator dan guru

Gambar 1.2 Sociological Perspective on Education

1.1.3 Interactionist View
Labeling and self-fulfilling menyarankan jika kita memperlakukan  orang dengan cara tertentu, mereka dapat memenuhi harapan kita. Teacher-Expectation Effect adalah dampak harapan dan peran besar guru pada prestasi siswa.

1.2 School as Formal Organization

1.2.1 Bureaucratization of Schools
Weber mencatat lima karakteristik birokrasi:

Gambar 1.3 Max Weber

  1. Division of labor (Pembagian Kerja)
  2. Hierarchy of authority (Hirarki Kewenangan)
  3. Written rules and regulations (Peraturan tertulis dan undang-undang)
  4. Impersonality
  5. Employment based on technical qualifications (Pekerjaan berdasarkan kualifikasi tertulis)

1.2.2 Teachers: Employees and Instructors
Sebanyak 20% guru baru berhenti dalam waktu 3 tahun. Sedikit siswa memilih mengajar sebagai karir karena dianggap berpenghasilan rendah.

1.2.3 Homeschooling
Lebih dari 1,6 juta anak belajar di rumah (homescooled). Alternatif yang baik untuk yang menderita ADHD dan LD. Penelitian menunjukkan anak-anak belajar di rumah skor lebih tinggi pada tes standar. Beberapa teori menyebutkan kurangnya keterlibatan sosial sebagai masalah dengan home schooling.

1.3 Social Policy and Education

1.3.1 No Child Left Behind Program (NCLB)
Pada tahun 2001, NCLB disahkan. Reformis pendidikan belum menemukan solusi yang cocok untuk semua sekolah di semua negara. Banyak pendidik melihat NCLB sebagai harapan terbaik mereka. Reliabilitas dan tes validitas merupakan isu utama dalam kontroversi NCLB.




2. Health

Gambar 2.1 Health

2.1 Pengertian
Yaitu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.

2.1.1 Pengertian Menurut Para Ahli
1. WHO (1948): suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan

Gambar 2.2 WHO

2. UU
  1. Kesehatan: keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
  2. Upaya kesehatan: setiap kegiatan untuk memelihara, dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, dan atau masyarakat.
  3. Tenaga kesehatan: setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan, dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
  4. Sarana kesehatan: tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
  5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna

2.2 Aspek-Aspek
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual
  1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
  2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
  3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan YMK. Misal, sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual: keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.

2.3 Tujuan Kesehatan dalam Segala Aspek
  1. Tujuan nasional: memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia (pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan ketenteraman hidup).
  2.  Tujuan pembangunan kesehatan: tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
2.3.1 Tujuan dan Ruangg Lingkup Kesehatan Lingkungan
1. Secara Umum
  1. Melakukan koreksi/perbaikan terhadap segala bahaya, dan ancaman pada kesehatan, dan kesejahteraan hidup manusia.
  2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan, dan kesejahteraan hidup manusia.
  3. Melakukan kerja sama, dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat, dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.
2. Secara Khusus, meliputi usaha-usaha perbaikan/pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia
  1. Menyediakan air bersih yang cukup, dan memenuhi persyaratan kesehatan.
  2. Makanan, dan minuman yang diproduksi dalam skala besar, dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
  3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan, dan makhluk hidup lain, dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
  4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, RS, dll.
  5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
  6. Perumahan dan bangunan yang layak huni, dan memenuhi syarat kesehatan.
  7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
  8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan lingkungan.
2.3.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama, yaitu:
  1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
  2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
  3. Peningkatan status gizi masyarakat.
  4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
  5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia, dan sejahtera

2.4 Dasar-Dasar  Pembangunan Kesehatan
  1. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
  2. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat.
  3. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah, dan dilakukan secara serasi dan seimbang oleh pemerintah, dan masyarakat.

3. Environment

Gambar 3.1 Environment

3.1 Pengertian
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.

3.1.1 Pengertian Menurut Para Ahli
1. PROF DR. IR. OTTO SOEMARWOTO

Gambar 3.2 Otto Soemarwoto

Lingkungan hidup: jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati  yang mempengaruhi kehidupan kita

2.  S.J MCNAUGHTON & LARRY L. WOLF

Gambar 3.3 S.J Mcnaughton

Gambar 3.4 Larry L. Wofl

Lingkungan hidup: semua faktor ekstrenal yang bersifat biologis dan fisika yang langsung mempengarui kehidupan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme.

3. MICHAEL ALLABY

Gambar 3.5 Michael Allaby

Lingkungan hidup: the physical, chemical and biotic condition surrounding and organism.

4. PROF. DR. ST. MUNADJAT DANUSAPUTRO, SH

Lingkungan hidup: semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.

5. SRI HAYATI

Gambar 3.6 Sri Hayati

Lingkungan hidup: kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan mahluk hidup. termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

6.  JONNY PURBA

Gambar 3.7 Jonny Purba

Lingkungan hidup adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai.

3.2 Unsur-Unsur
  1. Unsur Hayati (Biotik): unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
  2.  Unsur Sosial Budaya: lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
  3.  Unsur Fisik (Abiotik): unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.

3.3 Kerusakan Lingkungan Hidup
3.3.1 Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
1. Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang ditimbulkan: hujan abu vulkanik, lava dan awan panas, gas yang mengandung racun.

Gambar 3.8 Letusan Gunung Krakatau

2. Gempa bumi: getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Bahaya yang ditimbulkan: berbagai bangunan roboh, tanah longsor akibat guncangan, dll.

Gambar 3.9 Gempa Bumi

3. Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Ini dapat menimbulkan kerusakan berupa merobohkan bangunan, rusaknya area pertanian dan perkebunan, dll.

Gambar 3.10 Angin Topan Gamblang

3.3.2 Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
  1. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
  2. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
  3. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

3.4 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan. Ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan yaitu:
  1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
  2. Menghargai keanekaragaman hayati.
  3. Menggunakan pendekatan integratif.
  4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang mempunyai tujuan yaitu:
  1. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
  2. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
  3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
3.4.1 Upaya yang Dilakukan Pemerintah
1. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 (Tata Guna Tanah).
2.  Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982 (Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup).
3.  Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
4. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
  • Menanggulangi kasus pencemaran.
  • Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
  • Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
5. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

3.4.2 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
1. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Dapat dilakukan dengan menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

Gambar 3.11 Reboisasi

Gambar 3.12 Terasering di Ceking Tegalalang

2. Pelestarian udara
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat:
  1. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
  2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin
  3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer.
3. Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
  1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
  2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
  3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
  4. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
  5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
4. Pelestarian laut dan pantai
Upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
  1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
  2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
  3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
  4.  Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
5. Pelestarian flora dan fauna
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya:
  1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
  2. Melarang kegiatan perburuan liar.
  3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.

SUMBER:

PPT Binus Maya Pertemuan ke-9

1. Education

Gambar 1.1 https://blog.avast.com/wp-content/uploads/2013/10/education.jpg

2. Health

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/
Gambar 2.1 http://www.csum.edu/web/health-services/
Gambar 2.2 http://i2.wp.com/www.un.org/youthenvoy/wp-content/uploads/2014/09/WHO.jpg?resize=2504%2C804

3. Environment

http://carapedia.com/pengertian_definisi_lingkungan_hidup_menurut_para_ahli_info951.html
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/linkungan-hidup-kerusakan-lingkungan.html
Gambar 3.1 http://www.who.int/heca/en/
Gambar 3.2 https://greenp4r4hyangan.files.wordpress.com/2010/12/50513_134163583309815_6208239_n.jpg
Gambar 3.3 http://biology.syr.edu/faculty/mcnaughton/mcnaughton.htm
Gambar 3.4 http://biology.syr.edu/faculty/wolf/wolf.htm
Gambar 3.5 http://www.michaelallaby.com/biography.htm
Gambar 3.6 http://fpips.upi.edu/dosen-96-sri-hayatidr-hj--m-pd-alm.html
Gambar 3.7 http://www.aman.or.id/2013/05/31/workshop-konsolidasi-paska-putusan-mahkamah-konstitusi-no-35-tahun-2012/
Gambar 3.8 http://www.kaskus.co.id/thread/53096ebdf9ca1772598b475c/gunung-berapi-yang-pernah-meletus-di-indonesia
Gambar 3.9 https://pendoasion.files.wordpress.com/2014/01/gempa-bumi-4.jpg
Gambar 3.10 http://gamblang.blogspot.com/2014/11/angin-topan.html
Gambar 3.11 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikVOWmxRzTxkYoanVZ0ocEJ0PFAsCiyOWP0QECOLfYYS7yA10sc8GdDWzV4aWBZeSiYIrf_7gWRo26RYmBmn2HwXPBowHOdIwrzj_JYn1oq7hpzDg1f5LQ2OFL9fArcINdHhY2WzG2oYs/s1600/reboisasi-penghijauan-2.jpg
Gambar 3.12 http://fastboatmurahkegili.com/keindahan-terasering-di-ceking-tegalalang/terasering-di-ceking-tegalalang/